Secercah Harapan
Ditengah kegalauanku sebagai guru mata pelajaran IPS Terpadu, mata pelajaran yang menanamkan kepada siswa bagaimana cara mereka harus mengenali diri dan lingkungan mereka tinggal, bagaimana mereka bersosialisasi dengan teman, orang tua, guru dan masyarakat sekitar tanpa melupakan sejarah dan bagaimana mereka seharusnya hidup di masa yang akan datang dengan kegiatan berekonomi mereka diharapkan bisa berjuang menghasilkan berupa materi untuk mempertahankan hidupnya sendiri dan keturunannya.
Aku terkadang mengalami perasaan bersalah ketika ada beberapa siswa tidak mau seperti apa yang kuharapkan. Bisa tidak aku mendidik mereka menjadi manusia yang kelak berguna di kemudian hari untuk bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarga, serta hidupnya di tengah lingkungan masyarakat. Aku sering mengingatkan mereka bahwa hidup ini bukan semakin mudah tetapi sebaliknya semakin banyak persaingan dalam segala hal, oeh karena itu mereka harus memiliki kecakapan hidup.
Diantara tiga ratusan siswa kelas Sembilan tersebut ada yang mencoba untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapatkan. Salah satunya adalah seorang siswi yang membuat makanan gorengan rempeyek ( B. Sunda = géréh ) daun pepaya, dan daun bayam. Modal awalnya dari orang tuanya kemudian gorengan tersebut di jual kepada teman-temannya ( harapan ibu bisa dijual juga di koperasi siswa) dari hasil penjualannya digunakan untuk membeli bahan-bahan produksinya, uang bekal ke sekolah dan ditabung untuk melanjutkan sekolah ( ingin melanjutkan ke SMKN 1 Subang ).
Dari pengalaman siswa tersebut bisa dijadikan pembelajaran untuk kita semua, diantaranya :
1. Belajar mengenali lingkungan sekitar terutama daerah pemasarannya (market share)
2. Belajar berekonomi terutama dalam menghitung harga jual dari modal awal, biaya produksi dan laba yang diinginkan
3. Belajar berkompetisi melalui taste ( rasa ), kemasan, bentuk penyajian dan hygienitasnya.
4. Belajar berkomunikasi dalam hal promosi
5. Tidak malu, jujur dan tetap percaya diri
6. Dan yang paling pokok adalah belajar untuk menanamkan sikap “ Jiwa Wirausaha “ seperti apa yang terdapat dalam salah satu tujuan pembelajaran IPS Terpadu.
Akhirnya semoga dari pengalaman siswa tersebut bisa dijadikan inspirasi bagi kita semua bahwa jiwa wirausaha tersebut selalu ada pada setiap orang asalkan kita bisa dan mau menggali potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Ibu berharap siswa-siswa yang lain bisa mengikuti langkahmu.
Semoga tercapai cita-citamu dan jiwa wira usahamu tambah berkembang. Terimakasih Nur Azizah, gorengan mu ueeenak tenan.
Tambakdahan, 16 Maret 2010
Ditengah kegalauanku sebagai guru mata pelajaran IPS Terpadu, mata pelajaran yang menanamkan kepada siswa bagaimana cara mereka harus mengenali diri dan lingkungan mereka tinggal, bagaimana mereka bersosialisasi dengan teman, orang tua, guru dan masyarakat sekitar tanpa melupakan sejarah dan bagaimana mereka seharusnya hidup di masa yang akan datang dengan kegiatan berekonomi mereka diharapkan bisa berjuang menghasilkan berupa materi untuk mempertahankan hidupnya sendiri dan keturunannya.
Aku terkadang mengalami perasaan bersalah ketika ada beberapa siswa tidak mau seperti apa yang kuharapkan. Bisa tidak aku mendidik mereka menjadi manusia yang kelak berguna di kemudian hari untuk bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarga, serta hidupnya di tengah lingkungan masyarakat. Aku sering mengingatkan mereka bahwa hidup ini bukan semakin mudah tetapi sebaliknya semakin banyak persaingan dalam segala hal, oeh karena itu mereka harus memiliki kecakapan hidup.
Diantara tiga ratusan siswa kelas Sembilan tersebut ada yang mencoba untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapatkan. Salah satunya adalah seorang siswi yang membuat makanan gorengan rempeyek ( B. Sunda = géréh ) daun pepaya, dan daun bayam. Modal awalnya dari orang tuanya kemudian gorengan tersebut di jual kepada teman-temannya ( harapan ibu bisa dijual juga di koperasi siswa) dari hasil penjualannya digunakan untuk membeli bahan-bahan produksinya, uang bekal ke sekolah dan ditabung untuk melanjutkan sekolah ( ingin melanjutkan ke SMKN 1 Subang ).
Dari pengalaman siswa tersebut bisa dijadikan pembelajaran untuk kita semua, diantaranya :
1. Belajar mengenali lingkungan sekitar terutama daerah pemasarannya (market share)
2. Belajar berekonomi terutama dalam menghitung harga jual dari modal awal, biaya produksi dan laba yang diinginkan
3. Belajar berkompetisi melalui taste ( rasa ), kemasan, bentuk penyajian dan hygienitasnya.
4. Belajar berkomunikasi dalam hal promosi
5. Tidak malu, jujur dan tetap percaya diri
6. Dan yang paling pokok adalah belajar untuk menanamkan sikap “ Jiwa Wirausaha “ seperti apa yang terdapat dalam salah satu tujuan pembelajaran IPS Terpadu.
Akhirnya semoga dari pengalaman siswa tersebut bisa dijadikan inspirasi bagi kita semua bahwa jiwa wirausaha tersebut selalu ada pada setiap orang asalkan kita bisa dan mau menggali potensi yang ada pada diri kita masing-masing. Ibu berharap siswa-siswa yang lain bisa mengikuti langkahmu.
Semoga tercapai cita-citamu dan jiwa wira usahamu tambah berkembang. Terimakasih Nur Azizah, gorengan mu ueeenak tenan.
Tambakdahan, 16 Maret 2010
Jangan menyeeerah... jangan menyeeerah... Jangan menyeraaaaah... (D'Masiv)
BalasHapusSalut bwt Nur Azizah, semoga cita-citamu tercapai nak!
BalasHapusBtw: bu guru dah bayar gorengannya khan? He...he...